GORDEN DAN TUMBLR KAMAR OTOMATIS
a.
Untuk mengetahui sensor sound dan sensor LDR.
b.
Untuk memahami prinsip sensor sound dan sensor LDR.
c.
Mengaplikasikan sensor sound dan sensor LDR sebagai gorden dan tumlr kamar.
Alat:
1. Voltmeter DC
2. Ground
3. Power supply
Bahan:
1. Resistor
2. Sensor sound
Sensor Suara adalah Sensor analog yang digunakan untuk merasakan tingkat suara.
Datasheet:
3. Motor DC
4. Relay
7. Logic state
Gerbang
Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan
input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner
yaitu, angka 1 dan 0)
8. Gerbang OR
Gerbang OR atau disebut juga "OR GATE" adalah jenis gerbang logika yang memiliki dua input (Masukan) dan satu output (keluaran).
9. Sensor LDR
Spesifikasi:
Adapun spesifikasi
atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
·Tegangan maksimum
(DC): 150V
·Konsumsi arus
maksimum: 100mW
·Tingkatan
Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
·Puncak spektral:
540nm (ukuran gelombang cahaya)
·Waktu Respon
Sensor : 20ms – 30ms
·Suhu operasi:
-30° Celsius – 70° Celcius
10. JKFF
JK
flip-flop merupakan flip flopyang dibangun berdasarkan pengembangan dari
RS flip-flop. JK flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen
dasar suatu counter atau pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun
(down counter).
Konfigurasi
pin IC 74111
11. LED
12. 74LS47
Decoder
BCD ke 7 segment merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah
kode BCD menjadi karakter tampilan angka desimal yang dapat dilihat secara
visual.
12. Op-amp
Operasional
amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi
dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan
sebuah terminal output.
13. Potensiometer
Berfungsi untuk mengatur tegangan dengan menaikan atau menurunkan resistansi.
1. Sensor
sound
Sensor
suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah
gelombang Sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi listrik
(Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara berkerja berdasarkan
besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang
menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil
di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut
sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia
bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang mengalir
melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya
gelombang listrik yang dihasilkannya.
2. Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen
elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan
menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Satuan
Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI
untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari
nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau
juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri
Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian paralalResistor:
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan hukum ohm: R = V/I
Cara membaca resistor:
3. Transistor NPN
Termasuk dalam komponen semikonduktor aktif adalah
transistor, Transistor sebenarnya kepanjangan dari Transfer dan Varistor.
Mengenal karakteristiknya transistor terbagi dua kategori
ialah Bipolar Junction Transistor (BJT) dan Unipolar
Transistor. Kerja transistor pada dasarnya difungsikan sebagai saklar
elektronik (Switching) dan penguat sinyal (Amplifier).
Jenis Transistor:
1. Bipolar
Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal
kata dari polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar
junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua
polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk
menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari
dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda
sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda
yang menjadi transistor jenis PNP.
2. Unipolar Junction Transistor (UJT)
Pada transistor UJT hanya satu
polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu
elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT
tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek
medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect
Transistor) atau Transistor Efek Medan.
Karakteristik:
4. Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar
atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian
utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4
komponen dasar yaitu :
A. Electromagnet (Coil)
B. Armature
C. Switch Contact Point (Saklar)
D. Spring
Prinsip Kerja Motor DC
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan
fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke
kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke
magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap
ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet
maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan
berhenti.
6. Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat
merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat
digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Jenis-jenis Baterai
1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan
1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA
(kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai
Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9
Volt. Jenis-jenis : Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon), Baterai Alkaline
(Alkali), Baterai Lithium, Baterai
Silver Oxide
2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan
arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada
Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan
dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan
mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar
(Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif
ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai
yang dapat di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara
lain seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan
Li-Ion (Lithium-Ion).
7. LED
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat
dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang
memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED
hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward)
dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di
doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses
doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward
yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah
yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole
akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
8. Gerbang Logika OR (IC 7432)
Gerbang
Logika OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan 1 Keluaran
(Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1 jika salah satu dari Masukan
bernilai Logika 1 dan apabila pada gerbang OR menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.
Tabel
kebenaran pada tabel diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang OR memilki
keluaran (ouput) bernilai RENDAH bila semua masukan (input) adalah bernilai
RENDAH. Kolom keluaran pada tabel memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel
kebenaran OR yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan
keluaran 1.
9.
JK flip-flop (IC 74111)
JK
flip-flop sering diaplikasikan sebagai komponen dasar suatu counter atau
pencacah naik (up counter) ataupun pencacah turun (down counter). JK flip flop
dalam penyebutanya di dunia digital sering di tulis dengan simbol JK -FF. Dalam
artikel yang sedikit ini akan diuraikan cara membangun sebuah JK flip-flop
menggunakan komponen utama berupa RS flip-flop. Rangkaian Dasar JK Flip-Flop. Gambar
Rangkaian Dasar JK Flip-Flop:
Gambar
rangkaian diatas memperlihatkan salah satu cara untuk membangun sebuah
flip-flop JK, J dan K disebut masukan pengendali karena menentukan apa yang
dilakukan oleh flip-flop pada saat suatu pinggiran pulsa positif diberikan.
Rangkaian RC mempunyai tetapan waktu yang sangat pendek, hal ini mengubah pulsa
lonceng segiempat menjadi impuls sempit. Pada saat J dan K keduanya 0, Q tetap
pada nilai terakhirnya. Pada saat J rendah dan K tinggi, gerbang atas tertutup,
maka tidak terdapat kemungkinan untuk mengeset flip-flop. Pada saat Q adalah
tinggi, gerbang bawah melewatkan pemicu reset segera setelah pinggiran pulsa
lonceng positif berikutnya tiba. Hal ini mendorong Q menjadi rendah . Oleh
karenanya J = 0 dan K=1 berarti bahwa pinggiran pulsa lonceng positif berikutnya
akan mereset flip-flopnya. Pada saat J tinggi dan K rendah, gerbang bawah
tertutup dan pada saat J dan K keduanya tinggi, kita dapat mengeset atau
mereset flip-flopnya. Untuk lebih jelasnya daat dilihat pada tabel kebenaran JK
flip-flop berikut.
9.
Potensiometer
Pada
dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
1. Penyapu
atau disebut juga dengan Wiper
2. Element
Resistif
3. Terminal
Jenis-jenis
Potensiometer
1.
Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai
resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke
kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan
Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer
Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan
Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary
sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer
Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat
khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini
biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Fungsi-fungsi
Potensiometer
1.
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier,
Tape Mobil, DVD Player.
2.
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3.
Sebagai Pembagi Tegangan
4.
Aplikasi Switch TRIAC
5.
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6.
Sebagai Pengendali Level Sinyal
10.
LDR Sensor
LDR
(Ligh Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya. LDR di buat dari bahan Cadium Sulfida yang
peka terhadap cahaya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tidak
ada cahaya mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini hambatan LDR mampu mencapai
1M ohm, akan tetapi pada saat LDR mendapat cahaya hambatan LDR akan menurun
menjadi beberapa puluh ohm saja.
Pada
saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron
bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron
untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi
pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi
yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada
saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat
cahaya terang. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik. Saklar cahaya otomatis adalah salah satu contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR
tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara
drastis. Rangkaian elektronik yang dapat digunakan untuk LDR adalah
rangkaian yang dapat mengukur nilai resistansi dari LDR tersebut. Dari hukum
ohm, diketahui bahwa:
Dengan
V adalah beda potensial antara dua titik, I adalah arus yang mengalir di
antara-nya, dan R adalah resistansi di antara-nya. Lebih lanjut dikatakan pula
bahwa nilai R tidak bergantung dari V ataupun I. Sehingga, jika ada perubahan
nilai resistansi dari R, maka nilai tegangan V-nya pun akan berubah. Jika beda
potensial di-set tetap, maka perubahan resistansi hanya akan mempengaruhi besar
arusnya.
Karakteristik
Sensor LDR
Adapun
spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai
berikut :
· Tegangan
maksimum (DC): 150V
· Konsumsi
arus maksimum: 100mW
· Tingkatan
Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
· Puncak
spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
· Waktu
Respon Sensor : 20ms – 30ms
· Suhu
operasi: -30° Celsius – 70° Celcius.
11.
IC 74LS47
Decoder
BCD ke 7 segment merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah
kode BCD menjadi karakter tampilan angka desimal yang dapat dilihat secara
visual. Data BCD 4 bit diubah menjadi tampilan visual angka desimal 0-9
menggunakan rangkaian logika dasar digital (AND, OR dan NOR). Data BCD 4 bit
tersebut diubah sesuai nilai desimal seperti pada tabel
Proses
pengkodean data BCD menjadi tampilan angka desimal dilakukan secara terpisah
untuk tiap ruas/segment (ruas a- ruas g). Untuk membangun sebuah dekoder 7
segment dari data tabel kebenaran diatas, langkah pertama adalah menentukan
persamaan yang dapat mewakili fungsi dekoder tiap ruas. Setelah itu dapat di
buat rangkaian decoder untuk tiap ruas menggunakan rangkaian digital dari
gerbang logika dasar.
12.
Motor
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat
disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua
terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip
Kerja Motor DC
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
13.
IC OP AMP
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan
yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya,
Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi
keluaran yang kecil.
Op-Amp
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat
tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi
input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi
output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan
offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
·
Buka aplikasi proteus
·
Pilih komponen yang
dibutuhkan, pada rangkaian ini dibutukan komponen, seperti sensor MQ2,
resistor, dioda, relay, motor, led, gerbang or, ldr dan baterai
·
Rangkai setiap komponen
menjadi rangkaian yang diinginkan
·
Ubah spesifikasi komponen
sesuai kebutuhan
·
Tambahkan DC voltmeter
untuk mengetahui besar tegangan yang dinginkan.
·
Jalankan simulasi
rangkaian.
Pada rangkaian diatas digunakan 2 sensor ldr yang
diletakkan didalam kamar (A) dan diluar kamar dan terkena sinar matahari
(B). Saat menutup gorden di malam hari
Saat sensor A mendeteksi adanya cahaya di dalam kamar dari lampu, maka cahaya akan masuk ke LDR. Saat LDR mendapatkan cahaya dengan intensitas tinggi maka resistansi LDR akan kecil sehingga arus dari Vcc dapat mengalir. Arus kemudian masuk ke potensiometer dan ke op-amp. Op-amp pada rangkaian berfungsi sebagai komparator. Tegangan dari Vcc kemudian masuk ke op-amp dan dibandingkan dengan tegangan pada potensiometer. Karena resistansi LDR kecil maka tegangan yang mengalir ke kaki negatif op amp menjadi besar dan sesuai prinsip kerja komparator maka output dari op-amp adalah tegangan yang besar maka LED 1 menyala sebagai indikator di dalam kamar lampu hidup. Logika 1 kemudian masuk ke input 1 gerbang OR 1 dan input 2 mendapat logika 0 dari ground sehingga output nya adalah logika 1 yang memutar motor secara clockwise dan menutup gorden. Sedangkan sensor di luar ruangan tidak mendapatkan cahaya karena keadaan gelap di malam hari, sehingga resistansi LDR besar dan arus dari Vcc tidak dapat mengalir ke potensiometer dan Op-amp sehingga tidak ada juga arus yang mengalir dari output op-amp (sangat kecil) sehingga input2 gerbang OR4 berlogika 0 dan input 1 gerbang OR 4 juga mendapat logika 0 dari ground maka motor mengikuti arah putaran motor 1 yaitu clockwise dan gorden tertutup.
Saat membuka gorden di pagi hari
Saat sensor B mendeteksi adanya cahaya di luar kamar
dari matahari, maka cahaya akan masuk ke LDR. Saat LDR mendapatkan cahaya
dengan intensitas tinggi maka resistansi LDR akan kecil sehingga arus dari Vcc
dapat mengalir. Arus kemudian masuk ke potensiometer dan ke op-amp. Op-amp pada
rangkaian berfungsi sebagai komparator. Tegangan dari Vcc kemudian masuk ke
op-amp dan dibandingkan dengan tegangan pada potensiometer. Karena resistansi
LDR kecil maka tegangan yang mengalir ke kaki negatif op - amp menjadi besar
dan sesuai prinsip kerja komparator maka output dari op-amp adalah tegangan
yang besar maka LED 2 menyala sebagai indikator matahari sudah terbit. Logika 1
kemudian masuk ke input 2 gerbang OR 4 dan input 1 mendapat logika 0 dari
ground sehingga output nya adalah logika 1 yang memutar motor secara
counterclockwise dan membuka gorden.
Sedangkan sensor di dalam ruangan tidak mendapatkan cahaya karena lampu dimatikan, sehingga resistansi LDR besar dan arus dari Vcc tidak dapat mengalir ke potensiometer dan Op-amp sehingga tidak ada juga arus yang mengalir dari output op-amp (sangat kecil) sehingga input1 gerbang OR1 berlogika 0 dan input 2 gerbang OR 1 juga mendapat logika 0 dari ground maka motor mengikuti arah putaran motor 2 yaitu counterclockwise dan gorden membuka.
Pada rangkaian tersebut, digunakan 4 buah JK Flip -
Flop yang disusun sejajar dengan input clock pada flip-flop pertama. Input J
dan K masing - masing dihubungkan ke VCC yang memberikan logika 1. Dengan J dan
K yang berlogika 1, maka JK flip - flop berada pada kondisi toggle. Sesuai
dengan kondisi JKFF apabila J dan K berlogika 1 dan kemudian diberi input clock
naik, maka output pada Q adalah logika yang berlawanan. Output logika yang
berubah - ubah dan terjadi secara kontinu akibat inputan clock pada JKFF
pertama, akan menjadi input clock pada JKFF kedua, dan dengan prinsip kerja
yang sama hingga output pada JKFF keempat juga berupa clock. Semakin banyak
flip - flop yang digunakan, waktu yang dibutuhkan output untuk berubah semakin
lama. Pada JKFF pertama membutuhkan 2 kali clock, pada JKFF kedua dibutuhkan 4
kali clock, pada JKFF ketiga membutuhkan 8 kali clock, dan pada JKFF keempat
membutuhkan 16 kali clock. Untuk memproses kode biner tersebut maka digunakan
IC 74LS47 sebagai BCD dekoder, atau mengubah kode biner menjadi bentuk sesuai
yang dikodekan. Maka output Q1 dihubungkan ke pin A, Q2 dihubungkan ke pin B,
Q3 dihubungkan ke pin C, dan Q4 dihubungkan ke pin D. Output IC 74LS47 kemudian
dihubungkan ke seven segment. Pada rangkaian digunakan seven segment common
anoda, dimana seven segment dihubungkan dengan VCC untuk memberikan tegangan
(logika 1). Segmen - segmen tersebut terdiri dari LED yang akan aktif
apabila dialiri arus. Arus mengalir memerlukan beda potensial. Maka untuk
menghasilkan beda potensial dihubungkan ke ground (logika 0). Sehingga dapat
disimpulkan pada rangkaian diatas, segmen akan hidup apabila berlogika 0.
Output dari dekoder kemudian ditampilkan oleh seven segment dengan prinsip pin
yang berlogika 0 segmennya akan menyala. Dan proses inilah yang menyebabkan
angka - angka tersebut dapat ditampilkan dan dapat menjalankan proses counting.
HTML: disini
File rangkaian: disini
Video: disini
Datasheet sound sensor:
Datasheet transistor npn:
Datasheet OR: disini
Datasheet resistor:
Library sound sensor:
Datasheet Diode: disini
Datasheet LDR:
Datasheet JKFF: disini
Datasheet 74LS47: disini
Datasheet op amp: disini
Datasheet LED: disini
Datasheet motor dc: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar