KONTROL
KEAMANAN RUANGAN DAPUR RUMAH
a. Mengetahui sensor gas MQ2,
sensor hujan dan sensor api
b. Mengetahui cara kerja
sensor gas MQ2, sensor hujan dan sensor api c. Mampu menggunakan dua buah sensor atau lebih
dalam satu rangkaian
d. Mengetahui penggunaan
Sensor gas MQ2, Sensor Hujan dan Sensor Api dalam pengaplikasiannya di
kehidupan
Alat
1. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik
yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya
dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.
2. Ground
Berfungsi
sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.
3.
Power supply
Power
supply atay catu daya adalah suatu alt listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik maupun elektronika lainnya.
Bahan:
1.
Resistor
Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu
besar.
2. Sensor
Gas MQ-2
Sensor
MQ-2 adalah sensor yang digunakann untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah
terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog.
Spesifikasi
sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
1. Catu
daya pemanas : 5V AC/DC
2.
Catu daya rangkaian : 5VDC
3.
Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane
5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
4.
Keluaran : analog (perubahan tegangan)
Sensor
ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap
dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas
mudah terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu
dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
1.
Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
2.
Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
3. Pin
3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH =
5VDC.
4.
Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
3. Sensor
Api (Flame Sensor)
Flame
Sensor merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi
nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~
1100 nm.
Spesifikasi dari flame
detector ini adalah sebagai berikut:
1. Keluaran = Digital (D0)
2. Output Digital: 0 dan 1
3. Tegangan operasi: 3.3V hingga 5V
4. Format keluaran: Output digital
(TINGGI / RENDAH)
5. Rentang deteksi panjang gelombang: 760nm hingga
1100nm
6. Menggunakan komparator LM393
7. Sudut deteksi: sekitar 60
derajat
8. Sensitivitas yang dapat
disesuaikan melalui potensiometer
9. Arus Keluaran Maksimum: 15 mA
10. Indikator lampu LED: daya
(merah) dan output switching digital (hijau)
11. Api yang lebih ringan
mendeteksi jarak 80cm
Konfigurasi pin:
Modul sensor api
ini memiliki 4 kaki/pinout dengan konfigurasi :
1. Vcc (5V)
2. Gnd
3. AO (Analog
Input).
4. Digital Output
(DO).
4.
PIR Sensor
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR bersifat pasif,
artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima
radiasi sinar infra merah dari luar.
1. Pengatur Waktu
Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi
gerakan dan gerakan telah berahir. *
2. Pengatur
Sensitivitas : Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
3. Regulator 3VDC :
Penstabil tegangan menjadi 3V DC
4. Dioda Pengaman :
Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND
5. DC Power : Input
tegangan dengan range (3 – 12) VDC (direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
6. Output Digital :
Output digital sensor
7. Ground :
Hubungkan dengan ground (GND)
8. BISS0001 : IC
Sensor PIR
5. Op-amp
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat
berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua
input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana
rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik
tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).
6. Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar
atau switch elektrik yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay
disebut sebagai komponen electromechanical karena terdiri dari dua bagian
utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal.
Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak
kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low
power, dapat menghantarkan arus listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
7.
Baterai
Baterai
merupakan suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai sumber tegangan
pada rangkaian.
8.
Sensor optocoupler
Optocoupler
adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan
cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang
berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya.
9.
Transistor NPN
Transistor
NPN merupakan jenis transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil
dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor. Komponen ini berfungsi
sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan,
modulasi sinyal, dan lain lain.
10. Buzzer /speaker
Berfungsi sebagai penghasil bunyi pada kondisi yang
ditentukan.
11. Motor
DC
Digunakan sebagai output dari rangkaian.
1.
PIR Sensor
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah
dari luar. Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor
gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah
gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang
diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi
perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
a.
Lensa Fresnel
Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang
memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa
Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel
secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola
sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti
dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan
film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi
juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas
cahaya.
b.
IR Filter
IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared
pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan
dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang
dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh
manusia saja.
c.
Pyroelectric Sensor
Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan suhu
panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah
yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari
sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium
nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa
bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini
membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik
karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya
hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai
solar cell.
d.
Amplifier
Sebuah
sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material
pyroelectric.
e.
Komparator
Setelah
dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga
mengahasilkan output.
Hampir
semua jenis sensor PIR akan memiliki spesifikasi memiliki perbedaan, meskipun
semuanya memiliki cara kerja yang sama. Dapat cek perbedaan tersebut dalam
datasheet.
·Ukuran : Persegi
·Output
: Nilai Digital High (3V) saat dipicu (gerakan terdeteksi), dan nilai
digital Low saat menganggur (tidak ada gerakan terdeteksi). Panjang pulsa
ditentukan oleh resistor dan kapasitor pada PCB.
·Jangkauan sensitivitas
: sampai 20 kaki (6 meters) 110 derajat x 70 derajat jangkauan
deteksi
·Power supply: 3.3V
- 5V tegangan input.
Pada
grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang bermuatan
berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka semakin besar
tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek bergerak, maka
semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang ditimbulkan
dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR, namun semakin
sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan sensor PIR.
Dari grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
2. Sensor MQ-2
Sensor MQ-2 adalah sensor yang digunakann untuk mendeteksi konsentrasi gas yang
mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog.
Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar
trimpotnya. Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di
rumah maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane,
propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke.
Spesifikasi
sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
·Tegangan Operasi + 5V
·Dapat digunakan
untuk mengukur atau mendeteksi LPG, Alkohol, Propana, Hidrogen, CO dan
bahkan metana
·Tegangan keluaran
analog 0V hingga 5V
·Tegangan keluaran
digital 0V atau 5V (TTL Logic)
·Durasi pemanasan awal 20
detik
·Dapat digunakan sebagai
sensor digital atau analog
·Sensitivitas
pin digital dapat divariasikan menggunakan potensiometer
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas
yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluarannya berupa tegangan
analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai
10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan
mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
3. Flame sensor
Dalam
suatu proses pembakaran pada pembangkit listrik tenaga uap, flame detector dapat
mendeteksi hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame
detector. Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan sebesar 60 derajat,
dan beroperasi normal pada suhu 25 – 85 derajat Celcius. Adapun unit flame
detector dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1. Pin1 (pin VCC): Suplai tegangan dari 3.3V ke 5.3V
2. Pin2 (GND): Ini adalah pin
ground
3. Pin3 (AOUT): Ini adalah pin
keluaran analog (MCU.IO)
4. Pin4 (DOUT): Ini
adalah pin keluaran digital (MCU.IO)
Spesifikasi
1. Keluaran = Digital (D0)
2. Output Digital: 0 dan 1
3. Tegangan operasi: 3.3V hingga 5V
4. Format keluaran: Output digital (TINGGI /
RENDAH)
5. Rentang deteksi panjang gelombang: 760nm hingga
1100nm
6. Menggunakan komparator LM393
7. Sudut deteksi: sekitar 60 derajat
8. Sensitivitas yang dapat disesuaikan melalui
potensiometer
9. Arus Keluaran Maksimum: 15 mA
10. Indikator lampu LED: daya (merah) dan output
switching digital (hijau)
11. Api yang lebih ringan mendeteksi jarak 80cm
Cara
kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala
api untuk mencegah kebakaran, yaitu dengan mengidentifikasi
atau mendeteksi nyala apiyang dideteksi oleh keberadaan spectrum
cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan metode optic kemudian
hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor yang ada pada
unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya
yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama
2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih
dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.
Pada sensor
ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor.
Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada
panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada
api dengan spectrum cahaya
lainnya seperti spectrum cahaya lampu, kilatan petir, welding arc, metal grinding, hot turbine, reactor, dan
masih banyak lagi.
4. IC OP AMP
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam
prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta
impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat
tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi
input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi
output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan
offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
5.
Resistor
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang
merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah
seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang
mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri
Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian
paralalResistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan
hukum ohm: R = V/I
Cara membaca resistor:
6.
Transistor NPN
Termasuk
dalam komponen semikonduktor aktif adalah transistor, Transistor sebenarnya
kepanjangan dari Transfer dan Varistor. Mengenal karakteristiknya
transistor terbagi dua kategori ialah Bipolar Junction
Transistor (BJT) dan Unipolar Transistor. Kerja
transistor pada dasarnya difungsikan sebagai saklar elektronik (Switching) dan
penguat sinyal (Amplifier).
Sekitar
tahun 1947an, Tiga orang ilmuwan fisika asal Amerika yaitu William
Shockley beserta rekannya John Barden, dan W. H Brattain yang
tergabung sebagai peneliti pada sebuah laboratorium milik perusahaan AT&T
Bell, merekalah yang berhasil pertama kali menemukan Transistor. Transistor
adalah nama yang diberikan oleh ilmuwan John Robinson karena sifat
kerjanya komponen ini yang dapat menghantarkan energi dengan kekuatan daya
hantar dapat ditentukan dengan cara mengatur nilai tahanan pada bias
pengontrolnya. Pernyataan ini sesuai dengan kepanjangan kata dari transistor
yaitu Transfer (Pemindahan) dan Varistor (Variable Resistor). Dan
sekitar tahun 1958an, komponen transistor mulai digunakan pada rangkaian
elektronik dalam projek-projek penelitian para ilmuwan tersebut. Jenis
Transistor:
1. Bipolar
Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal
kata dari polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar
junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua
polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk
menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari
dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda
sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda
yang menjadi transistor jenis PNP.
2.
Unipolar Junction Transistor (UJT)
Pada transistor UJT hanya satu polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect Transistor) atau Transistor Efek Medan. Karakteristik:
Rumus:
7. Relay
Relay merupakan komponen elektronika
berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri
dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4
komponen dasar yaitu :
A. Electromagnet (Coil)
B. Armature
C. Switch Contact Point (Saklar)
D. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri
dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
8.
Motor
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
9.
Baterai
Baterai
(Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya
menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat
mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa
kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis
Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan
Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable). Jenis-jenis Baterai
1. Baterai Primer (Baterai Sekali
Pakai/Single Use)
Baterai
Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering
ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini
dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai
jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai
jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D
(besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang
berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single
use) diantaranya adalah :
a.
Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
b.
Baterai Alkaline (Alkali)
c.
Baterai Lithium
d.
Baterai Silver Oxide
2.
Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai
Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery.
Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama
dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat
berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban
pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke
Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke
Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga
terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi
ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti
Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang)
diantaranya adalah :
a.
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
b.
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
c.
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
10. LED
LED
merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara
kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya
apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED
terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan
junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah
proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang
murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika
LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke
Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah
yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
11. Sensor optocoupler
Optocoupler
adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan
cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang
berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya.Masing-masing bagian Optocoupler
(Transmitter dan Receiver) tidak memiliki hubungan konduktif rangkaian secara
langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen.
Jenis-jenis
Optocoupler yang sering ditemukan adalah Optocoupler yang terbuat dari bahan
Semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light Emitting Diode) dan
Phototransistor. Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi sebagai pengirim sinyal
cahaya optik (Transmitter) sedangkan Phototransistor berfungsi sebagai penerima
cahaya tersebut (Receiver). Jenis-jenis lain dari Optocoupler diantaranya
adalah kombinasi LED-Photodiode, LED-LASCR dan juga Lamp-Photoresistor.
Pada
prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor adalah Optocoupler
yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan
cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor yang peka
terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang digunakan untuk mendeteksi
cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED.
Dari
gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir melalui IR LED
akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya. Intensitas
Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED tersebut.
Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.
·
Buka aplikasi proteus
· Pilih komponen yang dibutuhkan, pada rangkaian
ini dibutukan komponen sensor PIR, sensor Flame, sensor MQ2 resistor, dioda,
relay, lamp, motor, buzzer, op amp, led, dan baterai
·
Rangkai setiap komponen menjadi rangkaian yang
diinginkan
·
Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
·
Tambahkan DC voltmeter untuk mengetahui besar
tegangan yang dinginkan.
·
Jalankan simulasi rangkaian.
Pada saat ada gas lpg terdeteksi oleh sensor MQ2 pada
rangkaian akan berlogika 1 sehingga sensor MQ2 mengeluarkan tegangan sebesar 5
volt. Pada rangkaian terdapat Op-Amp yang dirangkai secara non-inverting dengan
penguatan tegangan 2x, op amp ini memiliki tegangan input yang berasal dari
sensor MQ2 sebesar 5V lalu diperkuat 2x sehingga tegangan keluaran op amp
sebesar 10V dengan begitu akan menghidupkan LED-Red dan Buzzer. Apabila pada
kejadian tersebut terdapat api, maka sensor api akan mendeteksinya sehingga
akan ada tegangan yang keluar dari sensor api. Dengan tegangan tersebut akan
mengalir arus menuju basis Q1, karna adanya arus yang mengalir di basis Q1,
memicu mengalirnya arus dari tegangan baterai 9V, lalu melalui relay dan kolektor
Q1, karna ada arus yang mengalir di relay, relay akan aktif dan arus dari
tegangan baterai 12V akan mengalir ke optocoupler triac, sehingga motor(pompa
air) hidup dengan sumber AC dari Vsine. Air tersebut akan memadamkan api. Sensor
PIR akan mendeteksi kedatangan orang di ruangan itu, jika orang itu mendekat ke
gas lpg yang bocor, maka sensor akan berlogika 1 dan mengeluarkan suara dari
buzzer sebagai pertanda untuk menjauhi lokasi.
Kondisi saat tidak ada gas dan tidak ada api |
Kondisi saat
ada gas terdeteksi dan api juga terdeteksi |
Kondisi saat adanya orang disekitar lokasi kebocoran gas |
HTML: disini
Video: disini
File rangkaian: disini
Data sheet flame sensor: disini
Datasheet PIR: disini
Datasheet MQ2: disini
Datasheet transistor
npn: disini
Datasheet op amp: disini
Datasheet resistor disini
Datasheet LED: disini
Datasheet Optocoupler: disini
Datasheet Buzzer: disini
Library PIR: disini
Library Flame sensor: disini
Library MQ2: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar