KONTROL GARASI OTOMATIS DENGAN SENSOR IR DAN LDR
·
Untuk mengetahui sensor infrared dan sensor LDR.
· untuk memahami prinsip sensor infrared dan sensor LDR.
· Mengaplikasikan sensor infrared dan sensor LDR sebagai kontrol garasi otomatis.
Alat:
1. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur
besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana,
untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang
sedang diukur.
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.
3.
Power supply
Power
supply atay catu daya adalah suatu alt listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik maupun elektronika lainnya.
Bahan:
1. Resistor
Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu
besar.
2. Potensiometer
Berfungsi untuk mengatur tegangan dengan menaikan atau menurunkan resistansi.
Spesifikasi :
Berfungsi sebagai detektor.
4. Sensor Infrared
Sebagai sensor cahaya inframerah
5. Transistor NPN
Berfungsi untuk penguat arus.
6. Motor DC
Sebagai alat
yang akan menggerakkan.
7. LDR
Sebagai sensor cahaya.
Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
· Tegangan maksimum (DC): 150V
· Konsumsi arus maksimum: 100mW
· Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
· Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
· Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
· Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius.
8. Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik
9. Lamp
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik.
10.
LED
LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan.
11.
Baterai
Baterai
merupakan suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai sumber tegangan
pada rangkaian.
12.
Buzzer
Buzzer
adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm, juga bisa digunakan
sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong
tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative.
Spesifikasi:
1. Infrared
Infra red (IR)
detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat
mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau
detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan
dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan
sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan
penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi
Pin IR Detector Photomodules TSOP.
Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.
Dari grafik dapat disimpilkan bahwa
semakin jauh jarak benda maka semakin kecil output nya, dan begitu juga
sebaliknya.
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi intensitass cahaya maka semakin rendah nilai resistansi dan
sebaliknya.
LDR
(Ligh Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya. LDR di buat dari bahan Cadium Sulfida yang
peka terhadap cahaya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tidak
ada cahaya mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini hambatan LDR mampu mencapai
1M ohm, akan tetapi pada saat LDR mendapat cahaya hambatan LDR akan menurun
menjadi beberapa puluh ohm saja.
Pada
saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron
bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron
untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi
pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi
yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada
saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat
cahaya terang. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik. Saklar cahaya otomatis adalah salah satu contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR
tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.
Rangkaian
elektronik yang dapat digunakan untuk LDR adalah rangkaian yang dapat mengukur
nilai resistansi dari LDR tersebut. Dari hukum ohm, diketahui bahwa:
Dengan V adalah beda potensial antara dua titik, I adalah arus yang mengalir di antara-nya, dan R adalah resistansi di antara-nya. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa nilai R tidak bergantung dari V ataupun I. Sehingga, jika ada perubahan nilai resistansi dari R, maka nilai tegangan V-nya pun akan berubah. Jika beda potensial di-set tetap, maka perubahan resistansi hanya akan mempengaruhi besar arusnya.
Op-amp LM324 adalah IC
dengan 14 pin yang memiliki 4 op-amp didalam dengan single-supply mulai dari 3
Volt sampai 32 Volt dan jika menggunakan supply simetris +/-16 Volt. IC op-amp
LM324 banyak digunakan untuk ragam aplikasi selain rangkaian audio dikarenakan
harganya sangat murah.
Detektor Penyilang nol
Detektor Penyilang nol tak pembalik ( non-Inverting
zero crossing Detector/NIZCD) Sinyal masukan masuk pada (+) op amp dan
membandingkan dengan nol (-) op Amp.
Ed = (+) input
– (-) input= Vi – 0
Vi > 0 maka Vo = + Vsat
Vi < 0 maka Vo = - Vsat
Detektor taraf membalik (Inverting voltage level detector / IVLD). Sinyal
masukan masuk pada (-) op amp dan membandingkan dengan nol (+) op Amp.
Ed = (+) input – (-) input=
Vref – vi.
Vi > Vref maka Vo = + Vsat.
Vi < Vref maka Vo = - Vsat.
4. Resistor
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang
merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah
seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang
mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri
Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian
paralalResistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan
hukum ohm: R = V/I
Cara membaca resistor:
5.
Transistor NPN
Termasuk
dalam komponen semikonduktor aktif adalah transistor, Transistor sebenarnya
kepanjangan dari Transfer dan Varistor. Mengenal karakteristiknya
transistor terbagi dua kategori ialah Bipolar Junction
Transistor (BJT) dan Unipolar Transistor. Kerja transistor
pada dasarnya difungsikan sebagai saklar elektronik (Switching) dan
penguat sinyal (Amplifier).
Sekitar
tahun 1947an, Tiga orang ilmuwan fisika asal Amerika yaitu William
Shockley beserta rekannya John Barden, dan W. H Brattain yang
tergabung sebagai peneliti pada sebuah laboratorium milik perusahaan AT&T
Bell, merekalah yang berhasil pertama kali menemukan Transistor. Transistor
adalah nama yang diberikan oleh ilmuwan John Robinson karena sifat
kerjanya komponen ini yang dapat menghantarkan energi dengan kekuatan daya
hantar dapat ditentukan dengan cara mengatur nilai tahanan pada bias
pengontrolnya. Pernyataan ini sesuai dengan kepanjangan kata dari transistor
yaitu Transfer (Pemindahan) dan Varistor (Variable Resistor). Dan
sekitar tahun 1958an, komponen transistor mulai digunakan pada rangkaian
elektronik dalam projek-projek penelitian para ilmuwan tersebut. Jenis
Transistor:
1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal
kata dari polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar
junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua
polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk
menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari
dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda
sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda
yang menjadi transistor jenis PNP.
2. Unipolar
Junction Transistor (UJT)
Pada transistor UJT hanya satu
polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu
elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT
tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek
medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect
Transistor) atau Transistor Efek Medan. Karakteristik:
Rumus:
6. Komparator
7.
Lamp
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki. Jenis Jenis Lampu Listrik:
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.
Lampu
Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di
Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga
Lampu Dekorasi. Pada umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar
1000 jam dan memerlukan Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan
jenis-jenis lampu lainnya.
2. Lampu Lucutan Gas (Gas discharge
Lamp)
Lampu
lucutan gas menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan elektris
melalui gas yang terionisasi, misalnya pada plasma. Sifat lucutan gas sangat
tergantung pada frekuensi atau modulasi arus listriknya. Biasanya, lampu lampu
ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon) atau campuran dari
gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-bahan
tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam.
3. Lampu LED (Light Emitting
Diode)
Lampu
LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED
tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering
kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.
8. Motor
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat
disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua
terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Spesifikasi Motor DC
9. Potensiometer
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam
Komponen Potensiometer adalah :
a. Penyapu
atau disebut juga dengan Wiper
b. Element
Resistif
c. Terminal
Jenis-jenis Potensiometer
a. Potensiometer
Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan
cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai
dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
b. Potensiometer
Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan
Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary
sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
c. Potensiometer Trimmer, yaitu
Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti
Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya
dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Fungsi-fungsi Potensiometer
a. Sebagai pengatur Volume pada berbagai
peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
b. Sebagai Pengatur Tegangan pada
Rangkaian Power Supply
c. Sebagai Pembagi Tegangan
d. Aplikasi Switch TRIAC
e. Digunakan sebagai Joystick pada
Tranduser
f. Sebagai Pengendali Level Sinyal
10.
Baterai
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
Jenis-jenis Baterai
1.
Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai
Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan
di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan
penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini
pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar).
Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single
use) diantaranya adalah :
a.
Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
b.
Baterai Alkaline (Alkali)
c.
Baterai Lithium
d.
Baterai Silver Oxide
2.
Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai
Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable
Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik
adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai
Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan
menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir
dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger)
dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif
sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat
di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain
seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang)
diantaranya adalah :
a.
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
b.
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
11.
Buzzer
Buzzer
adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung
dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma
maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
·
Buka aplikasi proteus
·
Pilih komponen yang dibutuhkan, pada
rangkaian ini dibutukan komponen sensor infrared, sensor LDR, resistor, relay, lamp, motor, lm324,
dan speaker.
·
Rangkai setiap komponen menjadi rangkaian
yang diinginkan
·
Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
·
Tambahkan DC voltmeter untuk mengetahui
besar tegangan yang dinginkan.
·
Jalankan simulasi rangkaian.
Ketika sensor menerima pantulan cahaya infrared (dari mobil)
atau sensor berlogika 1, maka akan ada tegangan keluar dari sensor sebesar 5
volt dan arus akan mengalir ke kaki non inverting U1 (LM324) dan kaki inverting
U2 (LM324). Disini IC LM324 berfungsi sebagai komparator. Karena Vin dari besar
dari pada Vref di U1, maka tegangan output U1 akan sebesar +Vcc Sedangkan
di U1 karena Vin dari kecil dari pada Vref di U2, maka tegangan
output U2 akan sebesar -Vcc. Tegangan Output yang dihasilkan U1 akan membuat
arus mengalir ke R1 dan D1 menyala. Arus juga akan mengalir ke R3 dan R6
sehingga menakibatkan Q1 dan Q4 aktif. Aktifnya Q1 dan Q4 menyababkan
motor menjadi berputar searah jarum jam yang ditandakan dengan berbunyi nya
buzzer dan mobil pun masuk ke dalam garasi.
Namun Ketika sensor tidak menerima pantulan cahaya
infrared atau sensor berlogika 0, maka tiadak akan ada tegangan keluar dari
sensor dan arus tidak akan mengalir ke kaki non inverting U1 (LM324).Ketika
mobil sudah masuk ke dalam garasi dan si pemilik mobil menghidupkan lampu
garasi , maka resistansi dari LDR anak kecil dan menyebabkan ada arus
mengalir ke kaki non inverting LM324. Disini IC LM324 juga berfungsi sebagai
detektor. Karena Vref dari besar dari pada Vin di U1, maka tegangan
output U1 akan sebesar -Vcc Sedangkan di U2 karena Vref dari kecil dari pada
Vin di U2, maka tegangan output U2 akan sebesar +Vcc. Tegangan
Output yang dihasilkan U2 akan membuat arus mengalir ke R2 dan D2 menyala. Arus
juga akan mengalir ke R5 dan R4 sehingga menakibatkan Q2 dan Q3 aktif.
Aktifnya Q1 dan Q4 menyababkan motor menjadi berputar berlawanan arah jarum jam
( garasi tertutup) .
Garasi terbuka |
Garasi tertutup |
Video: disini
HTML: disini
File rangkaian: disini
Data sheet ldr: disini
Datasheet IR: disini
Datasheet transistor
npn: disini
Datasheet lm 324: disini
Datasheet resistor disini
Datasheet Relay: disini
Datasheet Lamp: disini
Datasheet potensiometer: disini
Datasheet baterai: disini
Datasheet Buzzer: disini
Library IR: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar