KONTROL
KELEMBABAN RUMAH JAMUR TIRAM DENGAN SENSOR LDR DAN HIH
·
Untuk mengetahui sensor
Kelembaban HIH-5030 dan sensor ldr
·
Untuk memahami prinsip sensor Kelembaban
HIH-5030 dan sensor ldr
·
Mengaplikasikan sensor Kelembaban
HIH-5030 dan sensor ldr sebagai kontrol kelembaban
otomatis.
Alat:
1. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur
besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana,
untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang
sedang diukur.
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.
3.
Power supply
Power
supply atay catu daya adalah suatu alt listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik maupun elektronika lainnya.
Bahan:
1. Resistor
Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu
besar.
2. Potensiometer
Berfungsi untuk mengatur tegangan dengan menaikan atau menurunkan resistansi.
Op amp tipe LM741 ini
dirangkai sebagai penguat tegangan.
4. Sensor HIH-5030
Alat
ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendefinisian
yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.
5. Transistor NPN
Berfungsi untuk penguat arus.
6. Motor DC
Sebagai alat yang akan menggerakkan.
7. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan
secara listrik
8.
Lamp
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik.
LDR (Ligh Dependent
Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya tergantung pada
intensitas cahaya
Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
· Tegangan maksimum (DC): 150V
· Konsumsi arus maksimum: 100mW
· Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ī© sampai 100KĪ©
· Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
· Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
· Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius.
1. Sensor HIH-5030
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang
digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendefinisian yang suatu
kelembaban uap air yang terkandung dalam udara. Jenis - jenis sensor kelembaban
diantaranya Cspacitive Sensors, Electrical conductivity Sensors, Thermal
Conductivity Sensors, Optical Hygrometer, dan Oscillating Hygrometer.
Spesifikasi teknis:
- Suhu Operasi -40 ° C hingga 85 ° C [-40 ° F hingga
185 ° F]
- Histeresis ± 2% RH
- Output Sinyal Tegangan analog
- Waktu Respon 5 detik 1 / e dalam udara yang bergerak
lambat
- Tegangan Suplai 3.3 Vdc typ.
- Akurasi (Best Fit Straight Line) ± 3.0% RH
- Tipe Paket Pasang permukaan
- Suplai Arus 500 ĀµA
- Stabilitas pada 50% RH + 1,2% RH
Kelebihan
Sensor HIH-5030:
·
Beroperasi hingga 2,7 V, ideal dalam sistem tenaga
baterai dengan tegangan 3 V
·
Didesain dengan daya rendah
·
Akurasi ditingkatkan
·
Waktu respon yang cepat
·
Stabil, dengan penyimpangan yang rendah
· Tahan dengan zat kimia
2.
LDR Sensor
LDR
(Ligh Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya. LDR di buat dari bahan Cadium Sulfida yang
peka terhadap cahaya. LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tidak
ada cahaya mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini hambatan LDR mampu mencapai
1M ohm, akan tetapi pada saat LDR mendapat cahaya hambatan LDR akan menurun
menjadi beberapa puluh ohm saja.
Pada
saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan elektron bebas
dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi
pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi
yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada
saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil pada saat
cahaya terang. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik. Saklar cahaya otomatis adalah salah satu contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR
tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.
Rangkaian elektronik yang dapat digunakan untuk LDR adalah rangkaian yang dapat mengukur nilai resistansi dari LDR tersebut. Dari hukum ohm, diketahui bahwa:
Dengan V adalah beda potensial antara dua titik, I adalah arus yang mengalir di antara-nya, dan R adalah resistansi di antara-nya. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa nilai R tidak bergantung dari V ataupun I. Sehingga, jika ada perubahan nilai resistansi dari R, maka nilai tegangan V-nya pun akan berubah. Jika beda potensial di-set tetap, maka perubahan resistansi hanya akan mempengaruhi besar arusnya.
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Satuan Resistor adalah Ohm
(simbol: Ī©) yang merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari
nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau
juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri
Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian
paralalResistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan
hukum ohm: R = V/I
Cara membaca resistor:
Termasuk
dalam komponen semikonduktor aktif adalah transistor, Transistor sebenarnya
kepanjangan dari Transfer dan Varistor. Mengenal karakteristiknya
transistor terbagi dua kategori ialah Bipolar Junction
Transistor (BJT) dan Unipolar Transistor. Kerja
transistor pada dasarnya difungsikan sebagai saklar elektronik
(Switching) dan penguat sinyal (Amplifier).
Sekitar
tahun 1947an, Tiga orang ilmuwan fisika asal Amerika yaitu William
Shockley beserta rekannya John Barden, dan W. H
Brattain yang tergabung sebagai peneliti pada sebuah laboratorium milik
perusahaan AT&T Bell, merekalah yang berhasil pertama kali menemukan
Transistor. Transistor adalah nama yang diberikan oleh ilmuwan John
Robinson karena sifat kerjanya komponen ini yang dapat menghantarkan
energi dengan kekuatan daya hantar dapat ditentukan dengan cara mengatur nilai
tahanan pada bias pengontrolnya. Pernyataan ini sesuai dengan kepanjangan kata
dari transistor yaitu Transfer (Pemindahan) dan Varistor (Variable
Resistor). Dan sekitar tahun 1958an, komponen transistor mulai digunakan
pada rangkaian elektronik dalam projek-projek penelitian para ilmuwan
tersebut. Jenis Transistor:
1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal
kata dari polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar
junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua
polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk
menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari
dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda
sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda
yang menjadi transistor jenis PNP.
2. Unipolar
Junction Transistor (UJT)
Pada transistor UJT hanya satu polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect Transistor) atau Transistor Efek Medan.
Karakteristik:
Rumus:
5. IC
OP AMP
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam
prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta
impedansi keluaran yang kecil.
b. Inverting dan non inverting amplifier
Op-Amp memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan
tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input
tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output
nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset
nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
6.
Potensiometer
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam
Komponen Potensiometer adalah :
a. Penyapu
atau disebut juga dengan Wiper
b. Element
Resistif
c. Terminal
Jenis-jenis Potensiometer
a. Potensiometer
Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan
cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai
dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
b. Potensiometer
Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan
Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary
sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
c. Potensiometer Trimmer, yaitu
Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti
Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya
dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Fungsi-fungsi Potensiometer
a. Sebagai pengatur Volume pada berbagai
peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
b. Sebagai Pengatur Tegangan pada
Rangkaian Power Supply
c. Sebagai Pembagi Tegangan
d. Aplikasi Switch TRIAC
e. Digunakan sebagai Joystick pada
Tranduser
f. Sebagai Pengendali Level Sinyal
7.
Motor
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat
disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua
terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Spesifikasi Motor DC
8.
Lamp
Lampu
Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus
listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power)
seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan
Aki. Jenis Jenis Lampu Listrik
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.
Lampu
Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di
Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga
Lampu Dekorasi. Pada umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar
1000 jam dan memerlukan Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan
jenis-jenis lampu lainnya.
2. Lampu Lucutan Gas (Gas discharge
Lamp)
Lampu
lucutan gas menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan elektris
melalui gas yang terionisasi, misalnya pada plasma. Sifat lucutan gas sangat
tergantung pada frekuensi atau modulasi arus listriknya. Biasanya, lampu lampu
ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon) atau campuran dari
gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-bahan
tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam.
3. Lampu LED (Light Emitting
Diode)
Lampu
LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED
tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering
kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.
9. Relay
Relay merupakan komponen elektronika
berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri
dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4
komponen dasar yaitu :
A. Electromagnet (Coil)
B. Armature
C. Switch Contact Point (Saklar)
D. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri
dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
10.
Baterai
Baterai
(Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya
menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Dengan
adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat
mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa
kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis
Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan
Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable). Jenis-jenis Baterai
1.
Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai
Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan
di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan
penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini
pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar).
Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single
use) diantaranya adalah :
a.
Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
b.
Baterai Alkaline (Alkali)
c.
Baterai Lithium
d.
Baterai Silver Oxide
2.
Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai
Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable
Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik
adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai
Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan
menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir
dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger)
dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif
sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat
di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain
seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
Jenis-jenis
Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang)
diantaranya adalah :
a.
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
b.
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
c.
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
·
Buka aplikasi proteus
· Pilih komponen yang dibutuhkan, pada
rangkaian ini dibutukan komponen sensor kelembaban HIH-5030, sensor ldr, resistor,
relay, lamp, motor, op amp.
·
Rangkai setiap komponen menjadi rangkaian
yang diinginkan
·
Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
·
Tambahkan DC voltmeter untuk mengetahui
besar tegangan yang dinginkan.
Saat sensor HIH mendeteksi
kelembaban sekitar rendah maka tegangan ouput pada sensor masuk ke kaki non
inverting opamp non inverting, tegangan yang masuk ke kaki basis transistor
kecil dan membuat Rl1 tidak aktif dan membuat motor on karena tegangannya sama,
lalu arus menuju ground. Sementara itu, pada sensor LDR jika dideteksi cahaya
(saat siang hari) maka hambatannya menjadi kecil < 100k
sehingga tegangan dari baterai menjadi tidak banyak berkurang maka
tegangan pada output sensor akan diperkuat oleh op amp non inverting dan
menghidupkan RL 2 sehingga motor akan aktif sebagai pompa air.
Namun, ketika sensor HIH mendeteksi
kelembaban sekitar tinggi maka tegangan ouput pada sensor masuk ke kaki non
inverting sebagai komparator, tegangan yang masuk ke kaki basis transistor lebih
kecil dari power pada coil positif RL1 sehingga
arus pada power akan menuju relay dan membuat relay aktif sehingga lamp on karena
tegangannya sama, lalu arus menuju ground. Sementara itu, pada sensor LDR jika tidak
dideteksi cahaya (saat malam hari) maka hambatannya semakin besar, yaitu > 1M
sehingga arus dari baterai menjadi banyak berkurang dan tegangan
pada output sensor akan diperkuat oleh op amp non inverting dan menghidupkan RL
2 tidak cukup untuk mengaktifkan relay RL1, karena
tidak ada arus atau tegangan yang lebih besar dari yang diperlukan.
Saat kelembaman rendah
Saat kelembaman normal
Video: disini
HTML: disini
File rangkaian: disini
Data sheet HIH: disini
Datasheet ldr: disini
Datasheet transistor
npn: disini
Datasheet op amp: disini
Datasheet resistor: disini
Datasheet Relay: disini
Datasheet Battery: disini
Datasheet Lamp: disini
Datasheet Potensiometer: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar